Cikalong untuk Kita !

Yuk, kita sama-sama mengenalkan potensi wilayah cikalong bersama-sama.

Silahkan gabung ke group facebook

Group Facebook : Baroedak Cikalong

Potensi Wilayah yang Berharga

Pantai Karang Tawulan, Cikalong Tasikmalaya

Selasa, 31 Juli 2012

Jalan Tol Cileunyi-Tasikmalaya


INILAH.COM, Bandung - Pemprov Jabar menawarkan pembangunan jalur jalan tol Cileunyi-Tasikmalaya (Citas). Jalur jalan yang membelah Kabupaten Bandung-Kabupaten Garut-Kabupaten Tasikmalaya, bahkan rencananya diteruskan hingga Kabupaten Ciamis, diperkirakan bisa diwujudkan pada 2014.

"Kita ada ide untuk mewujudkan pembangunan jalan tol Citas. Jalur tersebut akan melewati Bandung-Garut-Limbangan-Malangbong-Ciawi-Cihaurbeuti," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jabar Deny Juanda Puradimadja usai menerima kunjungan kerja Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Armida Alisjahbana di kantor Bappeda Jabar Jalan Ir H Juanda Kota Bandung, Selasa (17/7/2012).

Jalan Tol Citas, kata Deny, memiliki pintu awal di KM 150 Tol Cipularang atau keluar dari Gedebage. Jalan sepanjang 76 Km itu diprediksi akan menghabiskan anggaran sebesar Rp6 triliun.

"Tol ini dibangun untuk membuat pusat pertumbuhan baru. Kalau tol lain kan dibangun berdasarkan dorongan kebutuhan mendesak, misalnya gara-gara kemacetan," tuturnya.

Deny menyatakan pihaknya juga sedang memikirkan adanya pintu keluar di daerah Rajapolah Tasikmalaya. Pertimbangannya karena di daerah tersebut merupakan sentra kerajinan.

"Kita ingin ada exit di Rajapolah karena ada sentra kerajinan. Jadi saat melewati daerah itu, pengendara dan penumpang lainnya bisa melepas lelah dan belanja kerajinan."

SAHRUL, Juara Lukis Provinsi Jawa Barat dari Cikalong

Baru-baru ini telah bergulir perlombaan Olahraga dan Seni tingkat sekolah dasar (SD/MI) yang diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan Nasional  dari mulai antar kecamatan hingga kabupaten/kota. Selama beberapa hari wakil dari kecamatan Cikalong baik yang mengikuti perlombaan olahraga maupun seni mengikuti kejuaraan tingkat kabupaten yang berlokasi di Singaparna, Tasikmalaya.

Dari sekian banyak peserta yang mewakili kecamatan Cikalong, terdapat  dua orang yang memperoleh kejuaaraan tingkat kabupaten sehingga berhak  mewakili Kabupaten Tasikmalaya untukmengikuti kejuaaran melukis di tingkat provinsi Jawa Barat yang bertempat di Hotel Bambu Apus, Lembang yaitu Sahrul dari SDN Mandalajaya dan Resi dari SDN Karangsari yang dibimbing langsung oleh Bpk. Ahmad Jaelani.

Setelah mengikuti lomba selama hampir 3-4 hari di Lembang, akhirnya Sahrul yang berasal dari SDN Mandalajaya Cikalong berhasil menyabet gelar juara pertama setelah mengalahkan berbagai kabupaten dan kotamadya yang berada di provinsi Jawa Barat, sedangkan Resi harus rela berada di peringkat empat tingkat Propinsi.

Beberapa hari lagi, Sahrul akan mengikuti kejuaaraan tingkat Nasional yang akan dilaksanakan di Lombok Nusa Tenggara Barat. Mari kita sama-sama mendoakan semoga diberikan kesuksesan dan kelancaran.

Jumat, 15 Juni 2012

Potensi Alam yang Tersembunyi di Cikalong Tasikmalaya

Region Cikalong dan Karangtawulan sebagai lokasi yang disurvei, terletak di wilayah Tasikmalaya bagian Selatan sepanjang pantai Samudra Hindia. Membentang kurang lebih 21 km, berbatasan langsung dengan Kab. Ciamis di sebelah timur. Daerah ini merupakan jalur langsung dan terdekat jangkauannya dari pantai Pangandaran.

Menurut Van Bemmelen (1968), secara fisiografis region tersebut termasuk ke dalam
zone pegunungan Selatan (Southern Mountains Zone). Zone ini merupakan suatu
kesatuan wilayah dengan karakteristik mengalami proses pengangkatan, terbentang mulai
dari Teluk Pelabuhan Ratu sampai ke Pulau Nusakambangan. Zone ini ternbagi atas 3
bagian (seksi), yaitu: (1) seksi Jampang; (2) seksi Karangtunggal; dan (3) seksi
Karangnunggal. Region Cikalong dan Karangtawulan, dengan ciri-cirinya sebagai
berikut: (1) daerahnya bergelombang dengan bukit-bukit kecil disana sini; (2) jika
batuannya mudah larut (mengandung kapur) daerah ini menjadi daerah karst; (3)
daerahnya masih labil dalam arti masih mengalami proses pengangkatan.

Daerah pantainya merupakan pantai emergence, yaitu pantai yang menunjukkan ciri-ciri
pengangkatan dasar laut (Johnson, 1919). Pantai ini langsung menghadap laut lepas, tidak
ada teluk ataupun pulau yang dapat menahan gelombang, sehingga jarang ada perahu
atau mausia yang berenang. Didaerah ini secara alami pada umumnya hanya dapat
dinikmati keindahan alamnya saja tanpa melakukan sesuatu kegiatan yang berhubungan
langsung dengan keberadaan alam tersebut, seperti berenang, menyelam, bersampan, dan
sebagainya. Pantai Cimanuk sendiri merupakan pantai yang landai, tetapi karena memilki
morfologi dasar laut yang curam, maka untuk dijadikan lokasi wisata bahari tetap saja
memilki resiko yang tinggi.

Daerah ini memiliki potensi alam yang dapat dikembangkan, yaitu:
1. Di sepanjang jalan antara Mandalajaya dan Sindangjaya (kurang lebih 14 km)
terdapat hutan pantai yang ditumbuhi oleh berbagai tumbuhan pantai. Seandainya
sudah ada penataan inventarisasi tumbuhan, hutan ini dapat dimanfaatkan sebagai
kebun botani untuk kepentingan wisata.
2. Pantai Sindangjaya; terdapat muara sungai Cimedang yang banyak memilki cliff,
beach,stack dan sebuah bukit kecil. Disebelah barat bukit pantai tersebut terdapat









sebuah muara kecil , yaitu muara sungai Cirojeh. Kurang lebih 100 meter dari muara
Cirojeh terdapat sebuah lagoon (danau pantai) yang dapat dijadikan tempat
bersampan dan memancing sebagai kompensasi dari wisata bahari. Di sebelah timur
bukit yang berbatasan langsung dengan muara sungai Cimedang, terdapat dataran
yang ditumbuhi pohon kelapa. Daerah ini cocok digunakan sebagai arena
perkemahan, disamping tanahnya landai dan indah, fasilitas air tawar untuk memasak
dan mandi tercukupi.
3. Sungai Cimedang, terdapat pada daerah perbatasan antara desa Sindangjaya dan
Kalapagenep. Sungainya relatif besar untuk ukuran sungai di Pulau jawa, juga
terdapat delta dengan nama Nusa Kalapagenep. Dengan menggunakan sampan atau
perahu bermotor, pengunjung dapat menelusurinya hingga ke muara dimana tempat
perkemahan berada. Disanalah fasilitas wisatawan dapat didirikan, selain alamnya
yang menunjang (pemandangannya indah) juga dekat prasarana transportasi.
4. Karangtawulan; dinamakan juga Poponcol, tempat ini ada dalam satu lokasi yang
jaraknya dari sungai Cimedang sekitar 3 km. Karangtawulan merupakan bukit pantai
berbentuk cliff. Panoramanya indah, namun memilki resiko bahaya karena
morfologinya yang menurun ke arah laut dan berakhir dengan cliff. Diseberang bukit
ini terdapat pulau dengan nama pulau Kolotok yang memperlihatkan dengan jelas
proses terjadinya pengangkatan dan gua pantai. Penduduk memanfaatkannya sebagai
tempat pengambilan sarang burung walet, karena di daerah tersebut merupakan
tempat sarang burung walet.
5. Pantai Cimanuk; merupakan daerah paling timur di region Karangtawulan. Pantainya
tidak curam, terdapat tanaman pandan dan ketapang di sepanjang jalur. Potensi yang
dapat dikembangkan diantaranya terdapat di bukit-bukit kecil disekitar pantai
tersebut. Daerah tersebut meliputi minimal 5 ha untuk dijadikan hutan wisata,
berjarak sekitar 5 km dari arah pantai, sehingga jika kita berada disana nuansa pantai
dan laut terlihat dengan jelas.



Potensi Wilayah

Luas wilayah region Cikalong dan Karangtawulan adalah 5236,888 ha. Terdiri dari 5
wilayah administrasi desa, yaitu Cikalong, Mandalajaya, Sindangjaya, dan Cimanuk.
Urutan luasnya adalah sebagai berikut : Sindangjaya (23.25%), Cikalong (22.72%),
Kalapagenap (18.21%), dan Mandalajaya (16.65%). Diantara kelima desa tersebut yang
tidak begitu memiliki potensi wisata dalam arti fisis adalah Cikalong, namun daerah ini
adalah pusat kegiatan masyarakat sekitarnya.. Dengan kata lain daerah ini merupakan
penunjang lokasi wisata.

Penggunaan lahan didominasi oleh tanaman perkebunan dengan komoditi utama kelapa,
yaitu seluas 61.31%. Penggunaan lahan berikutnya adalah pesawahan seluas 16.19%,
terletak di daerah dataran yang merupakan depresi bagi wilayah sekitarnya, sehingga
cukup mengandung air. Sedangkan sisa lahan digunakan untuk pekarangan dan
bangunan, tanah desa dan lain-lain.









Prasarana transportasi di daerah ini masih minim, jalan aspal hanya sebatas jalan utama
yang menghubungkan antara Tasikamalaya – Cimanuk. Prasarana yang paling banyak
adalah jalan berbatu dan jalan setapak. Keadaan tersebut salah satunya disebabkan oleh
jauhnya daerah ini dari jangkauan pusat kegiatan. Contohnya, daerah terdekat dari
ibukota kabupaten, yaitu Desa Cikalong berjarak 81 km, apalagi daerah yang terjauh
yaitu desa Cimanuk berjarak 101 km.

Prasarana perekonomian di daerah tersebut makin jauh dari memadai. Prasarana yang
menunjang kepariwisataan belum ada seperti misalnya penginapan. Pasar umum yang
ada belum merupakan pasar yang memiliki kegiatan setiap hari, melainkan pasar
temporer yang hanya memiliki kegiatan satu minggu sekali. Hal tersebut berhubungan
dengan sarana transportasi yang ada. Industri perumahan (home industri) yang
merupakan pekerjaan sambilan yang cukup potensial untuk penunjang pariwisata, yaitu
unutk oleh-oleh, diantaranya industri makanan seperti gulampo.

Prasana kesehatan yang ada di daerah ini sudah memperlihatkan perkembangan. Seperti
misalnya, puskesmas terdapat satu buah dan puskesmas pembantu terdapat 3 buah yang
terbesar di 3 desa, yaitu : Sindangjaya, Mandalajaya, dan Cimanuk. Namun prasarana
tersebut masih belum ditunjang oleh tenaga medis yang memadai, karena hanya ada
seorang dokter saja. Hal tersebut menggambarkan bahwa masyarakat tersebut masih
terbelakang dalam masalah kesehatan. Disamping itu tidak terdapat apotik dan toko obat.
Seandainya mereka membutuhkan obat, mereka harus menempuh jarak 81 km ke ibukota
kabupaten.




Keadaan Penduduk

Keadaan penduduk di region Cikalong dan Karangtawulan, masih relatif jarang yaitu
4.08 orang/ha. Hal ini berarti bahwa potensi yang ada disana belum banyak terjamah dan
terkelola secara optimal. Penduduk yang berusia dibawah 14 tahun seperti halnya
didaerah lain keadaannya termasuk tinggi, yaitu sekitar 38.19%. Hal ini berarti bahwa
sejumlah itu merupakan kelompok masyarakat yang tidak produktif.. Jika keadaan itu
ditambah dengan kelompok usia diatas 55 tahun, maka kelompok masyarakat yang tidak
produktif tersebut menjadi 42.12%. keadaan tersebut dengan jelas menggambarkan
kondisi penduduk yang hampir separuhnya merupakan kelompok yang bergantung pada
usia produktif. Hal ini tentu saja membawa konsekuensi terhadap pengadaan kebutuhan
dan tangguan keluarga.

Dari kelompok umur produktif (15 – 54 th) diatas, sebagian besar hidup sebagai petani
(80%), sedangkan sisanya sebagai pedagang, pegawai negeri, ABRI dan buruh. Hal ini
tentu saja berkaitan erat dengan tingkat pendidikan mereka yang mayoritas tidak tamat
SD dan tamat SD (80.84%), bahkan ada yang masih buta huruf meskipun sedikit